Hiperglikemia merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah daripada rentang kadar gula puasa normal 80-90 mg/100 ml darah, atau rentang nonpuasa sekitar 140-160 mg/100 ml darah. (Corwin, 2000 : 542). Hiperglikemia merupakan suatu sindrom yang ditandai oleh tingginya kadar glukosa darah yang menjadi faktor resiko beberapa penyakit degeneratif misalnya diabetes mellitus, PJK, stroke.
Menurut American Diabetes Association (ADA) 2003, diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
Diabetes mellitus yaitu sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolism kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolism karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defesiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pancreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO, 1990).
Diabetes mellitus merupakan kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang mengalami peningkatan kadar (glukosa) darah akibat kekurangan hormone insulin secara absolut atau relative. Penatalaksanaan diet hendaknya disertai dengan latihan jasmani dan perubahan perilaku tentang makanan (Almatsier, 2006).
Penyakit diabetes mellitus telah dikenal sejak sekitar tahun 1500 SM, hal ini terbukti dari catatan tua di Negara Mesir yang telah mengenal adanya penyakit dengan poliuri (banyak kencing). Di Asia sekitar 400 tahun sebelum Masehi di Negara India telah dikenal suatu penyakit yang bersifat banyak kencing terasa manis oleh karena itu disebut “honey urine”. Nama “diabetes” pertama kali diperkenalkan oleh Arateus, seorang dokter bangsa Romawi yang hidup pada tahun 150 setelah Masehi. Pada tahun 1682, Brunner berhasil memperkenalkan binatang diabetes mellitus setelah melakukan percobaan dengan cara merusak pancreas binatang tersebut. Pada tahun 1869, Langerhans dapat membuktikan bahwa penyebab diabetes mellitus berasal dari sel-sel pankreas, sel dimana akhirnya dikenal dengan nama pulau-pulau Langerhans. Kemajuan yang paling pesat baru terjadi pada tahun 1921 ketika Banting seorang dokter dan Best seorang mahasiswa kedokteran dapat mengisolir ekstrak pancreas yang akhirnya diketahui mengandung hormone insulin, hormone yang memegang peranan kunci terjadinya diabetes mellitus (Adam, 2005).
Kekurangan insulin mengakibatkan kadar gula dalam darah (glukosa) naik, sedangkan sel tubuh tidak mendapat persediaan yang normal dari makanan. Kelebihan glukosa itulah yang terbuang dalam air seni, hal ini yang disebut dengan penyakit kencing manis atau diabetes mellitus (Elizabeth Tara dan Eddy Soetrisno, 2005).
1. KLASIFIKASI
Menurut Sjahmien (1995) penyakit diebete mellitus ada dua macam yaitu:
a. Penyakit diabetes yang ditemukan pada usia muda (paling banyak ditemukan pada usia antara 10-12 tahun disebut Juvenile Diabetes)
b. Penyakit diabetes yang ditemukan pada orang dewasa di atas usia 30 tahun disebut adult diabetes.
Klasifikasi dan diagnosis penyakit Diabetes mellitus yang dianjurkan dipakai adalah yang sesuai dengan kalsifikasi dan diagnosis menurut WHO tahun 1985 (Setiawan dalimartha, 2005).
a. Diabetes tipe I yaitu diabetes mellitus tergantung insulin (DMTI) = insulin dependent diabetes mellitus (IDDM)
b. Diabetes tipe II yaitu diabetes mellitus tidak tergantung insulin (DMTTI) = non insulin dependent diabetes mellitus (NIDDM)
Diabetes tipe II dibagi lagi menjadi
· Penderita tidak gemuk (non-obese)
· Penderita gemuk (obese)
c. Diabetes terkait malnutrisi (DMTM) = malnutrition releated diabetes mellitus (MRDM)
DMTM ini dibagi atas:
· Fibrocalculous pancreatic DM (FCPD)
· Protein deficient pancreatic DM (PDRD)
d. Diabetes tipe lain yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu seperti:
· Penyakit pancreas
· Penyakit hormonal
· Obat-obatan/bahan kimia lain
· Kelainan insulin atau reseptornya
· Sindrom genetic tertentu
· Lain-lain yang belum diketahui
2. ETIOLOGI
Diabetes tipe I disebabkan oleh kerusakan sel-sel pancreas yang menghasilkan insulin, diabetes jenis ini menyebabkan pasien harus menggunakan insulin. Diabetes tipe II merupakan jenis diabetes yang paling umum, yang menyerang sekitar 20 juta orang di Amerika Serikat. Sekitar 75% dari orang yang terserang diabetes tipe II meninggal karena penyakit yang berhubungan dengan kardiovaskular. Banyak peneliti yang meyakinkan bahwa makan makanan yang salah, makan berlebihan dan obesitas merupakan penyebab diabetes tipe II. Orang dengan diabetes mellitus tipe II seringkali dapat menghasilkan kadar insulin yang normal, namun sel-sel mereka tidak dapat terpengaruh oleh insulin. Sebagian kecil orang dengan diabetes tipe II mengalami gangguan pancreas (Thomas J. Slaga, 2005).
Diabetes tipe II merupakan tipe diabetes yang lebih umum, lebih banyak penderitanya dibandingkan dengan diabetes tipe I. penderita DM tipe II mencapai 90-95% dari keseluruhan populasi penderita DM tipe II dikalangan remaja dan anak-anak populasinya meningkat. Etiologi DM tipe II merupakan multifactor yang belum sepenuhnya terungkap dengan jelas factor genetic dan pengaruh ligkungan cukup besar dalam menyebabkan DM tipe II, antara lain obesitas, diet tinggi lemak dan rendah serat, serta kurang gerak badan (Blonch et al, 2001).
Pada pasien dengan diabetes tipe II terdapat kelainan dalam peningkatan insulin denga reseptor pada membrane yang selnya responsive terhadap insulin atau akibat ketidaknormalan reseptor insulin intrinsic. Akibatnya, terjadinya penggabungan abnormal antara kompleks reseptor insulin dengan system transport glukosa. Ketidaknormalan post reseptor dapat mengganggu kerja insulin. Pada akhirnya, timbul kegagalan sel beta dengan menurunnya jumlah insulin yang beredar dan tidak lagi memadai untuk mempertahankan euglikemia. Sekitar 80% pasien diabetes tipe II mengalami obesitas karena obesitas berkaitan dengan resistensi insulin, maka kelihatannya akan timbul kegagalan toleransi glukosa yang menyebabkan DM tipe II. Pengurangan berat badan seringkali dikaitkan dengan perbaikan dalam sensitivitas insulin dan pemulihan toleransi glukosa (Price, 2005).
Diabetes tipe II adalah penderita penyakit diabetes mellitus yang sangat tergantung pada suntikan insulin. Kebanyakan penderitanya masih muda dan tidak gemuk. Gejala biasanya timbul pada masa kanak-kanakdan puncaknya pad usia akil balig. Begitu penyakitnya terdiagnosa, penderita langsung memerlukan suntikan insulin karena pankreasnya sangat sedikit atau sama sekali tidak membentuk insulin. Umumnya penyakit berkembang kea rah ketoasidosis diabetic yang menyebabkan kematian (Setiawan, 2005).
Etiologi lainnya yang berbeda dalam klasifikasi diabetes adalah ( Gibney, 2009)
· Diabetes Tipe 1
Ditandai dengan keagalan produksi insulin yang parsial atau total oleh sel-sel β pankreas. faktor penyebab masih belum dimengerti dengan jelas tetapi beberapa virus tertentu, penyakit autoimun, dan faktor-faktor genetik mungkin turut berperan.
· Diabetes Tipe 2
Ditandai dengan resistensi insulin ketika hormon insulin diproduksi dengan jumlah yang tidak memadai atau dengan bentuk yang tidak efektif. Ada korelasi genetik yang kuat pada tipe diabetes ini dan proses terjadinya berkaitan erat dengan obesitas.
· Tipe Spesifik Lainnya
Defek genetik pada fungsi sel-β, Defek genetik pada kerja insulin, Penyakit pada kelenjar eksokrin pankreas endokrinopati, Ditimbulkan oleh obat-obatan atau zat kimia infeksi, bentuk immune-mediated diabetes yang langka, kadang-kadang sindrom genetik lain yang disertai diabetes
· Diabetes gestasional
Bentuk diabetes yang terjadi selama kehamilan. Kebanyakan, tapi tidak semuanya, akan sembuh setelah melahirkan
3. PATOFISIOLOGI DM
Insulin yang disekresi oleh sel-sel β pulau Langerhans pankreas merupakan salah satu hormon terpenting yang berperan dalam pengaturan kadar glukosa dalam tubuh. Insulin merupakan suatu hormon polipeptida dan merupakan kelompok sel yang terdiri dari 1% massa pankreas. Insulin adalah salah satu hormon terpenting yang mengkoordinasikan penggunaan energi oleh jaringan. Efek metaboliknya ialah anabolik, seperti sintesis glikogen, triasilgliserol, dan protein (Adam, 2005)
Pulau Langerhans merupakan suatu cluster dari kelenjar endokrin yang tersebar disepanjang eksokrin pankreas dan banyak dilalui kapiler-kapiler darah. Komposisi selular maupun ukuran dari pulau ini dalam satu pankreas tidak selalu sama. Pada mamalia, 70 sampai 80% tersusun atas sel-sel β yang mensekresikan insulin, 15-20% adalah sel-sel α yang memproduksi glukagon, sel δ yang mensekresikan somatostatin sebesar 5 hingga 10% serta terdapat sel-sel lain seperti sel PP yang menghasilkan polipeptida pankreatik (Gambar 2 dan 3). Jumlah maupun ukuran pulau Langerhans tidak selalu sama tergantung pada kebutuhan fungsional disetiap tingkat perkembangan individu. Perubahan dari embrio menjadi dewasa diikuti dengan meningkatnya jumlah dari pulau, tetapi volumenya relatif berkurang. Ketika terjadi perubahan baik jumlah maupun ukuran yang menyebabkan kebutuhan fungsional suatu individu tidak dapat terpenuhi maka akan menimbulkan keadaan diabetes (Bonner-Weir dan Smith 1994 dalam Nur Rahmi, 2009).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar