Rabu, 01 Juni 2011

THE ROLE OF HERBAL SUPPLEMENTS IN TREATING OR REDUCING THE RISK OF HEART DISEASE, CANCER, AND GASTROINTESTINAL TRACT DISORDER

If you take a trip to natural food stores or listen to daytime television commercials, it will not take long until you are exposed to a barrage of ads and information on herbal supplements. Herbal supplements have been popular for the last several years. Data dating back to 1993 show that herbal supplements represented the top pharmacy growth category. Today, more than 500 herbs are marketed in the United States. The top five selling herbs (1996 data) in the United States include echinacea, garlic, ginseng, ginko biloba, and goldenseal. Other popular herbal preparations or compounds are St. John's wort, glucosamine, and condritin sulfate.

FERMENTABLE FIBER

The principal metabolites of fermentable fibers (including any starch thats has passed into the cecum and been degraded by bacteria) are lactate and short-chain fatty acids (SCFAs), formerly called volatile fatty acids (VFAs) because of their volatility in acidic aqueous solutions. Many different fibers including pectin, gums, oat and wheat bran, and psyllium, which is mostly mucilages and nonpolysaccharides, are degraded to short chain fatty acids. The short-chain fatty acids include primarily acetic, butyric, and propionic acids. In addition to these acids, other products of fiber fermentation are hydogen, carbon dioxide, and methane gases that are exceted as flatus or are expired by the lungs.

HIPERGLIKEMIA


Hiperglikemia  merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah daripada rentang kadar gula puasa normal 80-90 mg/100 ml darah, atau rentang nonpuasa sekitar 140-160 mg/100 ml darah. (Corwin, 2000 : 542). Hiperglikemia merupakan suatu sindrom yang ditandai oleh tingginya kadar glukosa darah yang menjadi faktor resiko beberapa penyakit degeneratif misalnya diabetes mellitus, PJK, stroke.

Rabu, 13 April 2011

FAKTOR RESIKO DM



DM tipe 2 merupakan penyakit multifaktorial dengan komponen genetic dan lingkungan yang memberikan kontribusi sama kuatnya terhadap proses timbulnya penyakit tersebut. Sebagian factor ini dapat dimodifikasi melalui perubahan gaya hidup, sementara sebagian lainnya tidak dapat diubah.

KARBOHIDRAT


Karbohidrat merupakan komponen utama dalam bahan pangan yang yang memiliki sifat fungsional yang penting dalam proses pengolahan pangan. Karbohidrat dapat dibedakan menjadi karbohidrat yang dapat dicerna (digestable carbohydrate) dan karbohidrat yang tidak dapat dicerna (nondigestable carbohydrate). Karbohidrat yang dapat dicerna adalah karbohidrat yang dapat dihidrolisis oleh enzim α-amilase menjadi monosakarida di dalam sistem pencernaan manusia yang akan diserap oleh tubuh dan menyediakan energi untuk proses metabolisme. Salah satu karbohidrat yang dapat dicerna adalah pati (polisakarida). Sementara itu, karbohidrat yang tidak dapat dicerna adalah karbohidrat yang tidak dipecah oleh enzim α-amilase yang terdapat di dalam tubuh manusia. Serat pangan (dietary fiber) dan pati resisten (resistant starch) merupakan contoh dari karbohidrat yang tidak dapat dicerna (Groper Saren S., 2000).

RESISTANT STARCH


Pati resisten atau resistant starch (RS) adalah pati dan produk degradasi pati yang tidak diserap oleh usus halus manusia sehat. Seperti halnya serat pangan (SDF), pati resisten juga mengalami fermentasi oleh mikroflora usus pada dinding kolon menghasilkan asam lemak rantai pendek (short chain fatty acid atau SCFA). Profil SCFA yang diperoleh dari RS lebih banyak mengandung butirat dan lebih sedikit mengandung asetat dibandingkan dengan serat pangan konvensional. Pati resisten mempunyai efek fisiologis yang bermanfaat pula bagi kesehatan seperti mencegah kanker kolon, mempunyai efek hipoglikemik, berperan sebagai prebiotik, mengurangi risiko pembentukan batu empedu, mempunyai efek hipokolesterolemik, menghambat akumulasi lemak, dan meningkatkan absorbsi mineral (Damat, 2008).

Selasa, 12 April 2011

METABOLISME GLUKOSA


Absorpsi zat-zat gizi terjadi pada permukaan usus halus. Usus halus memiliki jonjot-jonjot yang dinamakan villi. Sebuah villi terdiri atas ratusan sel yang memiliki bulu yang sangat halus yang disebut mikrovilli. Di dalam sistem percernaan dan juga usus halus, semua jenis karbohidrat terkonversi menjadi glukosa untuk kemudian diabsorpsi oleh aliran darah dan ditempatkan ke berbagai organ dan jaringan tubuh (Groper Saren S., 2000) .